Judul diatas tidak asing ditelinga kita, mengingatkan saya akan urgernsi tabayyun.
Dari aspek bahasa, kata tabayyun memiliki 3 pengertian yang berdekatan seperti berikut:
1) Mencari kejelasan suatu masalah hingga tersingkap dengan jelas kondisi yang sebenarnya.
2) Mempertegas hakikat sesuatu.
3) Berhati-hati terhadap sesuatu dan tidak tergesa-gesa.
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ (الحجرات : 6)
Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu. (Qs. Al Hujurat: 6)
Fenomena kejadian di sekolah membuat saya teringat pentingnya tabayyun yang selalu diutamakan ketika ada permasalah di kampus ketika aktif di ldk. Ada saja kesalah fahaman menimbulkan tidak nyaman dalam wadah apalagi instansi.
Tabayyun harus dimasyarakatkan, di perkenalkan kepada orang-orang terdekat kita, sering kali pembicaraan beredar luas dan multitafsir.
Maka jika sudah seperti itu, alangkah baiknya kumpulkan yang bersangkutan, jangan selalu jadi pendengar kesekian, karena biasanya ada kata-kata tambahan atau pengurangan yang tidak lagi sampai maksud aslinya apalagi perkara permasalahan antar individu. Cek &croscek dari sumbernya sangat penting supaya tidak timbul su'udzan dan fitnah.
In syaa allah semoga kita termasuk orang-orang yang selalu mentabayyunkan setiap permasalahan/info yang datang dan selalu mengembalikan semua perkara kembali kepada Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar