Bahasan kali ini tentang kebijakan kepala sekolah yaitu berkaitan dengan perubahan waktu jam mengajar.
Berawal dari kegiatan siswa selain sekolah yaitu mengaji (sekolah agama) setiap sore jam 16.00.
Lalu permasalahannya dimana? Ngajikan sore ... nah itu dia ...
Saya akan menjelaskan tentang sikon dimana saya bekerja. Khususnya tentang bangunannya, yang berdampak pada kegiatan belajar mengajar.
Ada tiga lokal kelas aktif dipakai untuk enam rombel, satu ruang guru didalamnya ada ruang ks, dapur, wc guru, sedikit ruangan untuk menyimpan buku2.
Fokus pada kelas tempat belajar mengajar, nampaknya sulit jika dipaksakan semua masuk pagi kecuali ada dua kelas waktu belajarnya siang. Yah benar sekali tempat saya bekerja memiliki 2 waktu belajar mengajar dengan ketentuan kelas 1 pagi lalu dilanjut kelas 2, nah kelas 3,4,5,6 roling (gantian) tiap minggunya pagi siang.
Pagi dari jam 7.30 s.d 12.00 dan siang jam 12.30 s.d 16.00. Standar waktu yang digunakan sekolah-sekolah pagi siang pada umumnya. Simspel dan ga ribet, hanya saja ada pengurangan waktu yang jam siang jadi tidak full 4 jam.
Tahun pelajaran baru sekarang ada perubahan waktu belajar bertepatan juga dengan pelaksanaan kurikulum 2013... (hehe .. g nyambung). Saya coba sambungkan ( hoho maksa @@) jadi karena berbarengan inilah, orang tua siswa menyimpulkan bawha kurikulum sekarang berpengarauh pada jam belajar anak-anaknya.
Nah perubahan yang terjadi belum terlaksana dengan baik soalnya ada beberapa kelas waktu jam belajarnya kurang dari 4 jam. Mesti diatur-atur lagi. Seru ... atur-atur waku yang tepat bagaimana caranya anak-anak ga pulang kesorean. Tapi tetap sesuai dengan waktunya. Masih konsep ini itu, setuju- tidak setuju, sepakat- protes. Mentaati-berusaha mentaati :D Inilah uniknya.. makin tau dan semakin menambah memahami orang lain. Belajar profesional... tapi tidak mengabaikan bekerja dengan hati. (Apaan siih teu nyarambung !!_!! """""